Penerbit: | Mumtaza |
---|---|
Berat Buku: | 200 gram |
Di Unggah Pada: | 19-08-2021 |
Bahasa: | Indonesia |
Halaman: | 208 |
Hendaknya serang penuntut ilmu memiliki semangat dalam belajar dan mengoptimalkan semua waktunya, baik siang maupun malam, saat muqim ataupun safar. Waktunya tidak boleh barlalu tanpa ilmu, kecuali untuk keperluan-keperluan yang mendesak, seperti: makan dan tidur sekedarnya atau yang semisal dengan itu; istirahat sebentar untuk menghilangkan kebosanan dan kebutuhan-kbutuhan mendesak lainnya. Amat bodolah orang yang memungkinkan untuk mendapatkan kedudukan sebagai pewaris para Nabi kemudian ia malah menyia-nyiakan,” (Imam Nawawi) Inilah jalan pewaris Nabi. Jalan untuk terus mereguk ilmu. Berhaus-hauslah di sini. Berdahaga-dahagalah selalu. Karena tak ada istilah kembung dalam masalah ilmu. Inilah jalan untuk terus mendekapi kebenaran dan terus meninggikannya. Jalan untuk terus menghiasi diri dengan akhlak rabbani, hingga diri adalah sosok yang dirindui, baik penghuni langit, juga penduduk bumi. Dan inilah jalan pewaris Nabi. Jalan untuk terus menebarkan kemanfaatan. Di ruang-ruang kemungkinan paling kecil sekalipun, di mana di sana terbuka peluang untuk menebar kebajikan, disanalah dengan jiwa yang sangat lega, kita mengambilnya Dan memang, inilah jalan pewaris Nabi. Ada banyak karya yang harus kita terakan. Agar generasi setelah kita mengerti bahwa kita perah ada, dan mereka kemudian mengambil inspirasinya. Agar sinar kita tak berhenti pada radius mini, tapi semaksi cahaya mentari menebar di bumi: inilah energi hikmah yang terus merekah, melintas masa dan warsa.