Penerbit: | Mizan Publishing |
---|---|
Berat Buku: | 300 gram |
Di Unggah Pada: | 25-09-2021 |
Bahasa: | Indonesia |
Halaman: |
Tak malu korupsi? Tak malu berperilaku buruk? Tak malu mencederai bangsa sendiri? Atau mungkin malu tak lagi menjadi tren? Di buku ini, Sujiwo menulis hal-hal yang malu-malu, memalukan, atau tak memalukan tentang persoalan negeri ini. Juga cerita tentang orang-orang yang lupa akan bangsanya, Indonesia. Dengan bahasa terselubung dan melibatkan Ponokawan, Jiwo menyentil banyak pihak dengan cerdas. Menohok, nyeleneh, tapi banyak benarnya. Pemikiran-pemikirannya akan membuat malu banyak pihak, terutama yang lupa bahwa dirinya adalah bangsa Indonesia yang berbudi pekerti luhur. Tentang Penulis Sujiwo Tejo lahir di desa Ambulu, Jember, Jawa Timur, 31 Agustus 1962. Bakat mendalang diwarisinya dari sang ayah, Soetedjo. Menulis buku menurutnya tetap menjadi bagian yang konstitusional dari pekerjaan mendalang. Untuk dapat memanggungkan lakon wayang, seorang dalang setidaknya mesti menguasai dasar-dasar seni rupa, musik, akting, dan sastra. Menulis buku bagi Sujiwo Tejo yang dikenal sebagai Dalang Edan ini adalah berpentas melalui salah satu unsur pedalangan: Sastra. Sebelumnya, di Bentang Pustaka, ia telah menyelesaikan buku Lupa Endonesa, Lupa Endonesa Deui, Lupa 3ndonesa, Balada Gathak-Gathuk, Rahvayana: Aku Lala Padamu, Rahvayana: Ada dan Tiada, komik Serat Tripama, Talijiwo, Sabdo Cinta Angon Kasih, dan Senandung Talijiwo. Keunggulan - Buku ini diterbitkan dalam rangka edisi ulang tahun ke -9 karya Lupa Endonesa. Hal ini menandai bahwa meski sembilan tahun telang berselang, masyarakat Indonesia tetap mengalami sindrom yang sama. Yaitu sindrom mudah melupakan. - Ditulis dengan jenaka dan menggelitik. Berbagai isu politik yang berat dibicarakan secara ringan.